Walau diguyur hujan yang cukup deras, acara dialog nasional “Membaca Hukum dan Politik Indonesia untuk Menegakkan Supremasi Hukum” dengan narasumber ketua MK Prof.Dr. Mohammad Mahfud, M.D., S.H., S.U. dan narasumber Dekan Fakultas Hukum UNSRI Prof. Dr. Amzulian tetap berjalan dengan lancar.
Tak lama kran dialog dibuka oleh moderator, Pak Mahfud langsung memaparkan sedikit tentang perjalanan hukum di Indonesia yang cukup memberikan wawasan bagi audiens. Berbagai pertanyaan yang dilontarkan audiens yang terdiri dari para aktivis hukum, pejabat tingkat provinsi dan kabupaten, ormas, BEM dan parpol, mulai dari bidang politik, hukum, pendidikan dan bahkan sampai merambah bidang agama.
Meski dilanda hujan, situasi sempat memanas karena waktu yang diberikan moderator sangat terbatas, untung saja bisa dikendalikan dengan guyonan yang khas dari pak Amzulian.
“Sayang sekali cuaca kurang mendukung, terpaksa kursi yang diperuntukkan bagi undangan kehormatan dipindahkan ke atas panggung, sehingga sempat mengulur waktu selama 30 menit” kata Khairudin, S.Ag selaku ketua panitia dialog yang beberapa waktu lalu telah sukses mengundang Dr. Rimzal Ramli dalam format acara yang sama.
“alhamdulillah undangan yang hadir sesuai dengan apa yang kita harapkan, nampak duduk kursi bagian depan adalah, Erwin anggota DPR RI komisi VIII Bidang Pesantren, Asisten III pemprov Sumsel, Kabag Kesbangpol dan Linmas Ogan Ilir, Anggota DPR Sumsel dan Ogan Ilir, Ketua Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Negeri Sumsel, Kapolres Ogan Ilir, BEM dari berbagai perguruan tinggi, anggota KAHMI dan undangan umum lainnya” tambahnya.
Hukum dan politik adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, menegakkan hukum bukan hanya dibebankan pada rakyat akan tetapi harus dimulai dari pejabat/instansi/penegak hukum itu sendiri, sehingga Indonesia yang beradab bisa diciptakan.
Sebelum meninggalkan kampus pusat PPI, Pak Mahfud menyempatkan diri menjadi imam sekaligus khotib shalat Jumat di masjid At-Thoriq dengan mengangkat tema “keutamaan ilmu untuk kesuksesan dunia dan akhirat”.
Disadur dari: www.ittifaqiah.ac.id