Pada suatu hari, hiduplah seekor lebah dan sebatang bunga mawar. Setiap hari, lebah membantu penyerbukkan semua bunga. Ketika ia ingin membantu penyerbukkan pada bunga mawar.
“Tidak, kau tidak boleh memantu ku.” Ucap Bunga mawar marah.”
“kenapa? Bukannya kau butuh dengan ku.” Tanya lebah heran.
“Aku tidak mau. Aku sudah bilang, aku tidak mau dibantu oleh mu.” Tegas Mawar.
“Baiklah. Tak masalah aku akan pergi dari pohon mu, mawar.” Jawab lebah sedih.
Hingga tiba waktunya. Ternyata sang bunga mawar telah punah. Pagi-pagi sekali sang lebah telah menelusuri hutan untuk penyerbukkan. Sesampainya di tempat bunga mawar tumbuh.
“Dimana mawar?” Tanya lebah heran, tiba-tiba datang seekor semut dan mengejutkan lebah.
“Ada apa lebah? Sepertinya kau sangat bingung?” Tanya semut.
Lebah pun terkejut. “Aku sedang mencari mawar, apakah kau menemukan mawar?”
“Oh. . . Mawar. Bunga mawar telah mati tujuh hari yang lalu.” Jawab semut.
“Hah. . . kenapa dia bisa mati? Bukankah ia dibantu penyerbukkan oleh lebah?” Tanya lebah.
“Tidak, ia tidak dibantu oleh teman-teman mu. Karena ia sangat egois. Maka, tak ada satu pun yang ingin membantunya.” Jelas semut kepada lebah.
“Jadi. . . dia . . . sekarang . . .”
“Iya benar. Ia telah mati, dan dia hanya menitipkan salam maaf kepadamu dan seluruh keluarga lebah.” Ucap semut.
Lebah pun menangis. “Bee. . . keep strong, ganbatte. And don’t be sad whatelse be crying.”