“Nisa, ajarin aku pr matematika dong !” Daisy datang seraya membawa buku tulisnya.
“Yang mana sih ?” Kata Nisa seraya melihat buku tulis milik Daisy.
Daisy pun menunjukkan buku prnya. Nisa tersenyum. Lalu ia mulai mengajari Daisy hingga sahabatnya itu mengerti .
Daisy dan Nisa adalah sahabat. Setip hari, mereka selalu bermain, bercanda, dan belajar bersama. Dan disisi lain. Raissa. Musuh bebuyutan Nisa. Ia memfitnah Nisa di depan Daisy, agar hubungan prersahabatan mereka retak.
Suatu hari di kelas….
“Nisa!! Aku gak nyangka, kamu kek gini! Jelek-jelekin aku dari belakang.” Daisy datang dan mendorong tubuh Nisa. Hingga Nisa terjatuh.
“Daisy, maksud kamu apa ? aku gak ngerti.” Tanya Nisa bingung.
“Heleuhh!!! Gak usah sok gak tau deh, aku udah tahu semuanya!”
“Siapa yang bilang?” Tanya Nisa lagi.
“Raissa udah cerita semuanya ke aku! Ternyata kamu kek gini yaa, suka main belakang!!”
Tak terasa, air mata Nisa terjatuh. Ia pun bangkit seraya mengusap air matanya.
“Daisy, jujur. Aku gak pernah ngomongin kejelekan kamusama siapapun. Percaya sama aku, Daisy. Apa kamu lebih percaya sama Raissa dibading aku? Kamu sahabat aku, sy. Gak mungkin aku jelekin kamu.”
“Udah terlanjur. Ibarat nasi udah jadi bubur. Jadi, gak bisa jadi nasi lagi. Begitu pun dengan semua kejelekan yang udah kamu ceritain ke Raissa. Itu gak akan bisa baik kembali. Dan mulai sekarang, aku gak mau temenan sama kamu lagi!” Ucap Daisy seraya berlalu meninggalkan Nisa yang tengah menangis.
Semenjak kejadian itu, Daisy tidak pernah lagi bermain dengan Nisa. Sekarang ia dekat dengan Raissa. Nisa sedih akan hal ini. Jujur, sebenarnya ia tidak pernah berkata seperti itu. Sungguh sakt hatinya, saat melihat Daisy dan Raissa bermain dan bercanda bersama. Terkadang, Nissa tersenyum sendiri saat mlihat Daisy dan Raissa bersama. Ia jadi ingat masa-masa saat ia dan Daisy bermain dan bercanda bersama.
Seminggu kemudian….
“Raissa aku ke kantin duluan yaa!”Ucap Daisy.
“ Iya duluan aja, nanti aku nyusul.” Jawab Raissa.
Akhhirnya, Daissy pun pergi ke kantin untuk membeli air mineral. Setelaah itu, ia kembali ke kelas.
“Hahaha. . .aku gak nyangka,ternyata Daissy itu gampang banget yaa dibohongi. Sama aku aja percaya. Padahal semua itu bohong.”
Samar-samar Daissy mendengar suara Raissa. Ia pun langsung masuk ke kelas.
“Raissa!” Pekik Daissy.
Raissa terkejut.
“Ternyata kamu fitnah Nisa! Jadi, Nisa gak pernah ngomongin kejelekan aku? Kamu licik!” Ucap Daissy seraya menangis dan berlari keluar menuju kamar mandi. Disana, ia menumpahkan segala enyesalannya. Ia pun menangis sejadi-jadinya.
“Daissy, jangan nangis.”
Daissy pun berhenti menangis, lalu menoleh ke samping. Betapa terkejutnya, ketika ia melihat Nisa sedang duduk di sampingnya.
“Nisa maafin aku. Udah ngeraguin kepercayaan kamu. Aku nyesel, Nis. Maafin aku yaa.” Ucap Daissy memohon.
“Aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf. Karena kamu sahabat aku.”
Daissy pun tersenyum bahagia. Akhirnya, Daissy dan Nisa bersahabat kembali.
Inilah yang dinamakan dengan asam manisnya persahabatan. Kadang senang dan kadang sedih, kadang bersama dan kadang bermusuhan. Dan inilah yang membuat persahabatan kita terasa istimewa.
Asam Manisnya Persahabatan (Revina Annisa Fitri.VIII)
