Gadis itu bernama Ayri. Lahir di Palembang dan dibesarkan di Palembang pula. Bisa dibilang, kelahiran gadis ini adalah kelahiran yang sangat diharapkan. Kenapa? Karena kelahiran kali ini menentukan, apakah berhasil dan selamat ataukah tidak. Sebenarnya, setahun sebelum Ayri lahir, ibu Ayri telah melahirkan kakak Ayri terlebih dahulu. Namun, kakak Ayri lahir prematur dalam usia kandungan 7 bulan sehingga kemungkinan kecil untuk bisa selamat. Inilah kelahiran pertama ibu Ayri. Kelahiran yang sudah lama ditunggu-tunggu namun berakhir dengan isak tangis.
Setahun kemudian baru lahirlah Ayri, yang dibesarkan dengan penuh harapan. Ketika Ayri kecil, Ayri terbilang anak yang mudah sakit-sakitan. Sampai banyak orang yang bilang ke ibunya.
“Udahlah, biasanya kalau anak sering sakit-sakitan kayak gini, paling ajalnya gak lama lagi.”
Ibu Ayri sangat sedih, namun ia yakin bahwa anaknya akan tumbuh besar dan menjadi orang hebat. Saat Ayri masih berumur 3 tahun, Ayri mendapatkan seorang adik laki-laki sejak saat itulah Ayri merasa bahwa perhatian orang tuanya terbagi. Ia mulai belajar untuk mengalah, belajar mandiri, belajar menjadi contoh yang terbaik untuk adiknya, dan semua yang ia lakukan demi menjadi kakak perempuan terbaik.
Saat itu, Ayri tidak tahu bahwa ada seseorang yang lebih dahulu lahir daripada dia. Yaitu kakaknya. Saat menjelang bulan Ramadhan, ayah Ayri mengajaknya untuk ziarah ke kuburan. Setibanya disana,
“Ayah, ini dimana?” tanya Ayri kecil.
“Ini di kuburan, nak. Ayah mau ngenalin kamu ke seseorang.” Jawab Ayah Ayri.
Ayri kecil tidak mengerti. Ia hanya mengikuti langkah ayahnya. Setelah itu, mereka berhenti di sebuah gundukan tanah yang dipenuhi tanaman bunga sepatu diatasnya. Ayah membersihkan sekitar gundukan tanah itu dan Ayri pun mengikutinya. Setelah bersih, Ayah menarik tangan Ayri dan menyuruh Ayri untuk duduk disampingnya.
“Assalamualaikum, kak. Ini ayah datang sama adik kakak yang cantik.” Ujar Ayah Ayri. Ayri pun mulai bingung.
“Ayah, ini siapa?” tanya Ayri tak tahan lagi oleh rasa penasaran.
“Ini kakak kamu, nak.” Jawabnya. Ayri masih bingung.
“Emangnya Ayri punya kakak, Yah?”
“Punya dong. Ini kakak Ayri, namanya Aly Ammar. Sekarang kakak Ayri udah sama Allah, udah tenang disana.” Ujar Ayah Ayri.
“Kenapa kakak gak disini sama kita, Yah?”
“Allah punya rencana lain, sayang. Sekarang yang gantiin posisi kakak adalah kamu. Maka dari itu, Ayah ngajak Ayri kesini. Karena Ayri udah punya adik yang harus Ayri jaga dan beri contoh yang baik. Ayah yakin, Ayri bisa jadi kakak yang terbaik buat adik-adik ayri nanti.” Jelas Ayah sambil mengelus kepala Ayri.
“Ayri gak ngerti, Yah.” Jawab Ayri polos.
“Gak apa-apa, entar kalau Ayri udah besar, Ayri pasti ngerti.” Jawabnya. Setelah membaca doa, Ayah mengajak Ayri untuk pulang ke rumah.
Seiring berjalannya waktu, Ayri telah tumbuh menjadi seorang remaja. Dan pada akhirnya, Ayri paham. Bahwa ia adalah seorang kakak. Pengganti dari kakaknya. Ia yang harus membimbing adiknya, ia pula yang harus bahkan selalu jadi yang perdana dan terdepan. Memang berat. Tapi itu harus. Jika Ayri berhasil maka adiknya akan mengikuti jejak kakaknya. Karena bagi Ayri, keinginan orang tuanya adalah harapan terbesar yang harus ia wujudkan. Apapun halangannya.
…..SELESAI…..