Oleh: Zaimuddin, M.S.I*
Diantara fungsi al-qur’an adalah sebagai petunjuk (Huda), penerang jalan hidup (Bayyinat), pembeda antara benar dan yang salah (Furqan), penyembuh penyakit hati (Syifa’), nasihat atau patuah (Mau’izah) dan sumber informasi (Bayyan). Sebagai sumber informasi al-qur’an mengajarkan banyak hal kepada manusia : dari persoanalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah dan muamalah sampai asas-asas ilmu pengetahuan. Mengenai ilmu pengetahuan, al-qur’an memberikan wawasan dan motivasi kepada manusia untuk memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi kekuasan Allah. Dari hasil pengkajian dan peneliti fenomeno alam kemudian melahirkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan pemahaman ini, al-qur’an berperan sebagai motivator dan inspirator bagi para pembaca dan pengamalnya.
Al-qur-an menyatukan sikap dan pandangan manusia kepada satu tujuan, yaitu tauhid. Setiap kali manusia menemukan sesuatu yang baru, dari hasil suatu kajian, ia semakin merasakan kelemahan dan kekurangan dihadapan sang pencipta : dengan demikian semakin memperteguh kayakinannya keluasan ilmu allah. Dalam kaitan ini, al-qur’an pada hakikatnya merupakan miniatur dari kemaha luasan ilmu allah yang tak tertandingi. Maka, ketika manusia mencoba memahami dirinya sendiri kemudian berpindah kepada pemahaman selain dirinya, termasuk jagat raya, ia benar-benar menyadari keterbatasan kemampuannya. Begitulah perbandingan antara ilmu allah dan kemampuan menusia untuk memahaminya. Allah sungguh mengandung ilmu yang sangat luas dan dalam : bagaikan lautan yang menyimpan mutiara yang peling berharga dalam air yang paling dalam.
Al-qur’an tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu. Al-qur’an adalah eksis bago setiap zaman dan tempat petunjuknya sangat luas seperti luasnya umur manusia dan meliputi segala aspek kehidupannya.
Bukan saja ilmu-ilmu keislaman yang digali secara langsung dari al-qur’an, seperti ilmu tafsir, fiqih, dan tauhid, akan tetapi al-qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi, karena banyak sekali isyarat-isyarat al-qur’an yang membicarakan persoalan-persoalan sains dan teknologi dan bidang keilmuan lainnya.
Bercermin pada wahyu pertama sekali turun kepada rosulullah SAW, allah adalah untuk mencanangkan dan mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu dengan kata-kata “iqra” (Q.S. Al-‘Alaq/96: 1-5) dalam ayat-ayat permulaan itu ada kata-kata “qalam” yang berarti pena yang biasa menjadi lambang ilmu pengetahuan. Dengan demikian muncul berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui semangat dan spirit al-qur’an. Maka banyak digali ayat-ayat al-qur’an itu, makin banyak pula didapati isyarat tersebut. Hal itu karena al-qur’an tidak akan habis-habisnya walaupun ditulis dengan tinta lautan yang luas, bahkan ditambah dengan tujuh lautan lagi (Q.S. Luqman/31:27).
Tuntunan dan anjuran untuk mempelajari al-qur’an dan menggali kandungannya serta menyebarkan ajaran-ajarannya dalam praktek kehidupan masyarakat merupakan tuntunan yang tak akan pernah habisnya. Menghadapi tantangan dunia modern yang bersifat sekuler dan materialistik, umat islam dituntut untuk menunjukan bimbingan dan ajaran al-qur’an yang mampu memenuhi kekosongan nilai moral kemanusiaan dan spitualitas, disamping membuktikan ajaran-ajaran al-qur’an yang bersifat rasional dan mendorong umat manusia untuk mewujudkan kemajuan dan kemakmuran serta kesejahteraan. Terlalu banyak ungkapan al-qur’an yang secara langsung maupun tersirat menganjurkan pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu kealaman, sosial dan humaniora. Meski bukan ilmu an-sich sebagai tujuan, tetapi dari semua isyarat tentang ilmu pengetahuan, yang diungkapkan oleh al-qur’an yang tidak dikenal pada masa turunnya, seperti dikatakan oleh Dr. Aurice Bucaille dalam bukunya al-qur’an Bible dan Sains modern, telah terbukti tak satu pun yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.
Adanya isyarat al-qur’an tentang ilmu pengetahuan dan kebenarannya sesuai dengan ilmu pengetahuan hanyalah salah satu bukti kemukjizatannya. Ajarannya al-qur’an tentang ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan (science) yang bersifat fisik dan empirik sebagai fenomena, tetapi lebih dari itu ada hal-hal nomena yang tak terjangkau oleh rasio manusia (Q.S. 17:18, 30:7, 69:38-39). Dalam hal ini, fungsi dan penerapan ilmu pengetahuan juga tidak hanya untuk kepentingan ilmu dan kehidupan manusia semata, tetapi lebih tinggi lagi untuk mengenal tanda-tanda, hakikat wajud dan kebesaran allah serta mengaitkannya dengan tujuan akhir, yaitu pengabdian kepada-Nya (Q.S. 2:164, 5:20-21, 41:53).
Nilai-nilai qur’ani secara garis besar adalah nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai moral. Kedua nilai qur’ani ini akan memandu manusia dalam membina kehidupan dan penghidupannya.
Tapi apa yang terjadi diera sekarang ini manusia khususnya islam sudah jauh dari ajaran al-quran.
Manusia hanya sibuk dengan kepentingan pribadi saja.
*Dosen STIT AL-Quran Al-Iittifaqiah & Universitas Sriwijaya