Goresan demi goresan mulai melukai Runtuhan runtuhan mulai menyakiti Dan derai hujan yang datang tanpa di ingin Sungguh menyedihkan hari ini Saat kupandang dengan jelas sang negri Saat kuratapi penuh tempat ini Kupandang jelas wabah itu Saat ia...

Ingin kupejamkan mata dan mengangkat kedua tangan yang lemah ini Sembari merundukan kepala disepertiga malammu yang indah ini Di temani dengan bintang – bintang yang bersinar terang di langit Sebagai saksi dari doaku yang penuh dengan permohonan maaf...

Semuanya hanya dalam kata rindu Hanya padamu ingin mengadu Negara ini telah menggebu –gebu Benarkah ini teguran? Runtuhan dan rintihan mengaung di bumi ini Sadarlah diri wahai penduduk bum Untuk segala perbuatan yang engkau langgari Jalani perintah ilahi...

Dia terutama Namun tersulit   Semua aktivitas Takkan tuntas Jika sang utama Tak bernafas Namun apalah daya Jika ikhtiyar tak jaya Melawan takdir sang maha kaya Semua baik baik saja Jika dia baik baik saja Sadarkah kau Bahwa...

Di pelataran ke sematkan diam Saat engkau curahkan segala harapan Dengan kasih sayang kepadaku Sebelum aku melangkah pergi kepondok pesantren Dengan sekuntum harapan yang membawa kesuksesan bagiku Wajahmu sembab jua harapan Yang bergantungan menemani keharuan Ayah.... Engkaulah permata...

Sahabat.. Ia bagaikan awan yang menemani langit Ia bagaikan lantai pualam yang diukir indah Ia bagaikan mahakarya yang diagungkan Ia bernama sahabat..... Sahabat.. Matahari iri kepadanya Bulan ingin menjadi bagiannya Angkasa saja mau menerbangkannya Dan senja ingin dia...

Gundah gulana Gusar gelisah Ketenangan kami di usik Hati kami berbisik           Kami ingin pulang dari rantauan           Hidup dengan keluarga meski tak saling dalam dekapan           Tapi kiyai kami mengatakan            Jangan lebay jangan di abaikan Yang...