Pewarta: Anom Prihantoro
Jakarta (ANTARA News/18/10) – Hingga kini masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di Indonesia, kata Ketua Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter Susanto.
“Capaian realisasi pendidikan karakter di Indonesia masih minim,” kata Susanto di Jakarta, Sabtu.
Dia mengungkapkan hasil pantauan Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter 2014 menunjukkan masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-nilai karakter di sekolah.
Beberapa hambatan itu di antaranya kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan karakter masih rendah, sedikit sekolah yang memiliki rencana aksi pendidikan karakter, muatan karakter belum sepenuhnya terejawantahkan dalam aktivitas pembelajaran.
Kemudian buku bacaan guru yang bermuatan karakter sangat terbatas, banyak sekolah yang belum memilikinya, ketersediaan perpustakaan siswa yang bermuatan karakter minim, dan banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.
“Kondisi ini tentu akan berakibat pada minimnya capaian pendidikan karakter di sekolah,” kata ketua Divisi Sosialisasi dan Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu.
Dia mengatakan pendidikan karakter belum memiliki dampak kepada murid. “Maraknya tawuran pelajar, bullying di sekolah, narkoba, kejahatan seksual di sekolah dan siswa sebagai perokok aktif mengonfirmasi betapa pendidikan karakter di Indonesia sejak tahun 2010, belum memiliki dampak optimal bagi generasi,” kata dia.
Menurut dia, Indonesia membutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk melakukan transformasi besar-besaran pada institusi sekolah sebagai tangga menuju bangsa yang berkarakter.
“Jika pola manajemen masih menggunakan menu lama, sementara kesiapan SDM masih lemah, saya tidak yakin semangat membangun generasi berkarakter akan tercapai dengan baik,” katanya.
Editor: Ruslan Burhani