MAKASSAR, JPNN (28/10) – Buku kurikulum 2013 telat tiba di sekolah. Namun herannya, buku tersebut justru cepat beredar di toko buku.
Untuk SD, baru sekitar 40 persen yang terdistribusi di Kota Makassar, sedangkan untuk SMP dan SMA, baru berkisar 20 persen. Kadisidikbud Kota Makassar, Mahmud BM, Senin, 27 Oktober menuding, keterlambatan itu tanggungjawab pusat. Namun, ia mengaku sudah pernah berkomunikasi dengan salah satu pemenang tender.
Alasan keterlambatan versi pemenang tender kata Mahmud, karena kertas habis, sementara buku belum selesai digandakan. Padahal 15 Agustus lalu, buku-buku sudah harus tiba di sekolah secara serentak di Indonesia. “Alasan pemenang tender, kertas habis. Mereka sulit mendapatkan kertas. Makanya terlambat,” jelasnya.
Sementara itu, beredarnya buku tematik kurikulum 2013 di SDN Kompleks IKIP, menurut Mahmud, tidak ada hubungannya dengan sekolah. Sebab, itu murni diedarkan orang tua murid. Mahmud mengaku sudah melakukan pemanggilan terhadap Kepsek SDN Kompleks IKIP, Andi Agustiani. Menurutnya, sang Kepsek bersikeras tidak pernah ada penjualan buku di sekolah. Beredarnya buku tematik yang dihargai Rp25 ribu per buah, dimotori orang tua murid yang satu ke orang tua murid lainnya.
“Jika tertera label tidak diperdagangkan lalu diperjualbelikan itu salah lagi. Karena, hak patennya sudah dibeli Kementerian,” ujarnya.
Mahmud memahami, banyaknya orang tua murid yang berburu buku tersebut di luar sebagai bentuk kegalauan. Apalagi, masih banyak sekolah yang belum dapat buku, termasuk SDN Kompleks IKIP. Padahal, kata dia, pihak pemenang tender sudah berjanji sebelumnya, untuk menyelesaikan dalam dua pekan.
Terpisah, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto menegaskan, tidak akan menolerir jika ada aparatnya yang terlibat dalam penjualan buku kurikulum 2013 yang beredar luas di pasaran. Ia mengaku akan menyiapkan sanksi sesuai aturan yang berlaku jika ada yang terbukti.
Kepala SD IKIP Makassar, Andi Agusniati kemarin membantah sekolahnya menjual buku. “Bagaimana carannya kita menjual, kalau buku dari Dinas saja belum datang. Aktivitas para orang tua murid ini, hanya inisiatif untuk menutupi belum adanya buku tersebut,” katanya kemarin.
Pemilik CV Ashkaf (salah satu pemenang tender), Komaruddin Burhan yang dikonfirmasi FAJAR (Grup JPNN.com) mengaku proses penyaluran buku masih sementara berjalan. (fajar/jpnn)