Hidup terlalu singkat, kata seorang kekasih menggugat cintanya yang pergi. Bagaimana jika tak ada lagi cinta esok lusa? Bagaimana jika jauh ternyata tak berapa lama? Kekasih itu menggugat.Ia menangis. Kenangan; satu-satunya yang paling berharga, dimungkiri oleh cintanya. Hidup terlalu singkat, katanya lagi.Sambil mengemasi sisa-sisa harap dan bersiap pergi. “Semoga ada persimpangan di depan sana agar aku bisa menjual kenangan dan rindu yang menyisa,” lirih hatinya perih.
Alung Taufiq