Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Doa Dzikir
  • Fiqih Muamalah
  • Khutbah
  • Marhabah
  • Barzanji
  • Opini
  • Cerpen
  • Puisi
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Doa Dzikir
  • Fiqih Muamalah
  • Khutbah
  • Marhabah
  • Barzanji
  • Opini
  • Cerpen
  • Puisi
No Result
View All Result

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

admin by admin
12 September, 2014
0

 
 
 
 
 
SYAHRONI, S.Pd.I
 
Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititikberatkan pada kecerdasan kognitif.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  orientasi sekolah-sekolah  yang  ada  masih disibukkan dengan ujian, mulai dari ujian mid,ujian akhir hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan dibuku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan sehari-hari para siswa.
 
Saatnya  para  pengambil  kebijakan,  para  pendidik,  orang  tua  dan  masyarakat senantiasa memperkaya persepsi bahwa ukuran keberhasilan tak melulu dilihat dari prestasi angka-angka. Hendaknya institusi sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun dan membentuk karakter unggul.
 
A.   Pengertian Pendidikan Karakter
 
Pengertian karakter menurut Pusat  Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY,2008), karakter mengacu kepada serangkaian  sikap  (attitudes),  perilaku  (behaviors),  motivasi  (motivations),  dan keterampilan(skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilakujelek  lainnya  dikatakan  orang berkarakte rjelek.  Sebaliknya,  orang  yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
 
B.   Konsep Pendidikan Karakter
 
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensidirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percayadiri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidupsehat, bertanggung  jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhatilembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargaiwaktu, pengabdian/dedikatif, pengendaliandiri, produktif, ramah,cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untukberbuat yang terbaik atau unggul,dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.
Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
 
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap TuhanYME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
 
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah  yang  meliputi  komponen  pengetahuan,  kesadaran  atau  kemauan,  dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberateuse of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata  pelajaran,  pengelolaan  sekolah,  pelaksanaan  aktivitas  atau  kegiatan  ko- kurikuler,  pemberdayaan  sarana  prasarana,  pembiayaan,  dan  ethos  kerja  seluruh warga sekolah/lingkungan. Disamping itu,pendidikan karakter dimaknai sebagai suatuperilaku warga  sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
 
Menurut David Elkind & Freddy SweetPh.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai  berikut:  “character  education  is  the  deliberate  effort  to  help  people understand, care about, and act up on coreethical values.When we thin kabout the kindof character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, caredeeply about what is right, andthen do what they believeto be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.
 
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,cara guru berbicara atau menyampaikan materi,bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkaitlainnya.
 
Menurut T.Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan endidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi  anak,  supaya  menjadi  manusia  yang  baik,  warga  masyarakat,  dan  warga negara yang baik. Adapun kriteriamanusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagisuatu masyarakatataubangsa,secara umum adalah nilai-nilaisosial tertentu,yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.Olehkarena itu,hakikatdari pendidikankarakter  dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikannilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber daribudaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
 
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral  universal  (bersifat  absolut)  yang bersumber dari  agama  yang  juga  disebut sebagai  the  golden  rule.  Pendidikan  karakter  dapat  memiliki  tujuan  yang  pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahlipsikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung  jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerjakeras, dan pantang  menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa   hormat   dan   perhatian,   peduli,   jujur,   tanggung   jawab;   kewarganegaraan, ketulusan,  berani,  tekun,  disiplin,  visioner,  adil,  dan  punya  integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar,yang selanjutnya dikembangkan menjad inilai-nilaiyang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
 
Dewasa inibanyakpihakmenuntutpeningkatanintensitasdankualitaspelaksanaan pendidikankarakter pada lembaga pendidikanformal.Tuntutantersebutdidasarkan pada  fenomena  sosial  yang  berkembang,  yakni  meningkatnya  kenakalan  remaja dalam masyarakat,sepertiperkelahianmassaldan berbagaikasusdekadensimoral lainnya.Bahkandikota-kota besartertentu,gejala tersebuttelahsampaipada taraf yangsangatmeresahkan.Olehkarena itu,lembaga pendidikanformalsebagaiwadah resmipembinaangenerasimuda diharapkandapatmeningkatkan peranannyadalam pembentukankepribadianpesertadidikmelalui peningkatanintensitasdankualitas pendidikan karakter.
 
Parapakarpendidikanpadaumumnyasependapattentang pentingnyaupaya peningkatanpendidikankarakter pada jalur pendidikanformal.Namundemikian, ada perbedaan-perbedaan  pendapat  di  antara  mereka  tentang  pendekatan  dan  modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaanpendekatan-pendekatan pendidikanmoralyang dikembangkandinegara- negara barat,seperti:pendekatanperkembanganmoralkognitif,pendekatananalisis nilai,danpendekatanklarifikasinilai.Sebagianyang lainmenyarankanpenggunaan pendekatan tradisional,yaknimelaluipenanamannilai-nilaisosialtertentu dalam diri pesertadidik.
 
Berdasarkan   grand   design   yang   dikembangkan   Kemendiknas   (2010),   secara psikologisdansosialkulturalpembentukankarakter dalamdiriindividumerupakan fungsidariseluruhpotensiindividumanusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik)dalamkonteksinteraksisosialkultural(dalamkeluarga,sekolah, dan masyarakat)danberlangsungsepanjang hayat.Konfigurasikarakterdalamkonteks totalitasproses psikologisdansosial-kulturaltersebutdapatdikelompokkan dalam: OlahHati(Spiritual andemotionaldevelopment),OlahPikir(intellectual development),OlahRaga danKinestetik(Physicalandkinestetic development),dan Olah Rasadan Karsa(Affectiveand Creativitydevelopment)yang secaradiagramatik dapat digambarkan sebagai berikut.
 
C.   Kofigurasi Karakter
 
Parapakartelahmengemukakanberbagaiteoritentang pendidikanmoral.Menurut Hersh,et.al.(1980),diantaraberbagaiteoriyang berkembang,adaenamteoriyang banyak    digunakan;    yaitu:    pendekatan    pengembangan    rasional,    pendekatan pertimbangan,   pendekatan   klarifikasi   nilai,   pendekatan   pengembangan   moral kognitif,danpendekatanperilakusosial.Berbeda denganklasifikasitersebut,Elias (1989)mengklasifikasikanberbagaiteoriyangberkembang menjadi tiga,yakni: pendekatankognitif,pendekatan afektif, danpendekatan perilaku.Klasifikasi didasarkan padatigaunsurmoralitas,yang biasamenjaditumpuankajianpsikologi, yakni:perilaku, kognisi, dan afeksi.
 
Berdasarkanpembahasandiatasdapatditegaskan bahwa pendidikankarakter merupakanupaya-upayayang dirancang dandilaksanakansecarasistematisuntuk membantupesertadidikmemahaminilai-nilaiperilakumanusiayang berhubungan denganTuhanYangMaha Esa,dirisendiri,sesamamanusia,lingkungan,dan kebangsaanyang terwujuddalampikiran,sikap,perasaan,perkataan,danperbuatan berdasarkan norma-normaagama, hukum, tatakrama, budaya, danadat istiadat.

Tags: IndonesiakarakterkonsepPendidikan
Advertisement Banner
admin

admin

Next Post

Monitoring PPLK II Angkatan X

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2020 An-Naba Ittifaqiah Hak cipta dilindungi UU/

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result

Copyright © 2020 An-Naba Ittifaqiah Hak cipta dilindungi UU/

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In