Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya, jika ada tiga sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu, akan mendapatkan petualangan indah dan sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang diberikan untuk berpetualang hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu, Tamika teman dekat Anika, menyukai warna biru, dan Chika menyukai warna kuning.
“Saya ingin mencoba petualangan itu, Bu. Saya punya sahabat yang menyukai warna itu.” Anika meyakinkan ibunya
Dengan kesempatan, ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika, minggu pukul 6.00 pagi mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba biru. Mereka berasa seperti ada di langit.
“Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka. Satu… dua… tiga…!!”
“Waaawww…!!!”
Lima detik kemudian, mereka terlempar di sebuah gerbang kerajaan. Mereka terkejut karena didepannya berdiri seorang ratu, yang seluruh tubuhnya di hiasi berlian.
“Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy, ia tertidur sejak dua tahun yang lalu. Dikarenakan dia memakai tiga kalung berlian sekaligus.” Setetes air matapun jatuh dari wajah sang ratu.
“Tolong selamatkan puteriku.”
“Ta…ta…tapi…” Chika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan bersenang-senang di dalam petualangannya.
“Chika, Tamika, ayo kita tolong puteri, mereka sedang menghadapi masalah.” Anika mantap menjawab sambil menarik dengan paksa kedua lengan sahabatnya yang masih ragu.
“Itu puteri Candy.” Anika berlari menuju tempat tidur puteri Candy. Dengan ragu, Tamika dan Chika ikut mendekat.
“Ayo kita ambil berlian ini sesuai dengan warna masing-masing.” Jelas Anika.
“Baik.” Kata Tamika dan Chika serempak. Setelah itu…
“Huuaaahh…” Puteri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka.
“Oh, terima kasih! Sebagai hadiahnya ambillah ini!” Ratu memeluk ke tiga gadis itu dan memberikan mereka tas yang lumayan besar.
“Terimalah ini sebagai ungkapan terima kasih kami.” Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyambut tas yang diberikan ratu. Tapi mereka tidak kuat untuk mengangkat tas sebesar itu.
“Waktu kita tinggal 15 menit lagi, kita harus segera pergi.” Anika berteriak.
“Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa.” Kata Tamika dan Chika hampir bersamaan.
“Tinggalkan saja tas itu, yang penting kita harus keluar dari kerajaan ini.” Tegas Anika.
Anika menarik kedua tangan sahabatnya, untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna tersebut. Dan tiba-tiba…
“Buuummnnn…!” mereka terlempar kembali ke tempat tidur Anika.
“Gagal total petualangan kita. Karena kita telah meninggalkan tas besar isi berlian itu.” Tamika berteriak ke arah Anika.
“Kamu telah menyia-nyiakan rezeki yang sudah ada didepan mata kita, Anika.” Chika menimpali dengan keras.
Anika dengan tenang menggenggam kedua tangan sahabatnya.
“Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian jika riwayat kita tamat.” Anika menggenggam erat tangan sahabatnya itu. Tamika dan Chika pun menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling merangkul.
…..SELESAI…..