Pagi yang cerah, begitu menghibur keadaan serta kicauan yang begitu merdu. Pastinya menambah keceriaan bagi setiap orang sama hal nya dengan Renada Asyabil seorang gadis cantik serta berbalut busana muslim yang menambah kesan indah dalam dirinya.
“Nada. . . “ panggil seorang pria paruh baya sekaligus seorang ayah bagi Nada.
Segera Nada beranjak dari teras rumah nya dan langsung menghampiri ayah nyasekaligus pengganti seorang Ibu. Karena Ibu Nada telah meninggal sewaktu dia berumur sebelas tahun. Kini ia tinggal bersama ayah nya yang selalu jadi penuntun bagi nya, pahlawan nya, dan juga kebanggaan nya.
“ Iya, yah. Ada apa manggil Nada ?” Tanya Nada dengan lembut.
“Nada Ayah mau berbicara tentang pendidikan kamu, kamu kan sudah mau lulus dari sekolah mu, kamu mau kuliah dimana Nak ?” ujar Ayah nya.
“Ayah, aku nggak apa- apa kalau nggak kuliah, lagipula aku mengerti kok keadaan ekonomi sekarang. Cita- cita Nada cukup banggain Ayah dan ngurusin Ayah itu aja kok. Nada Cuma mau ngabdi sama Ayah.”
“Nak, pendidikan kamu lebih penting buat Ayah bangga atas prestasi kamu. Kamu masih muda, harus menggapai cita- cita mu, sayang kan kalau di korbanin buat Ayah. Ayah nggak apa- apa di sini sendiri. Ayah akan nunggu kamu pulang nantinya dengan membawa seorang suami yang sholeh Nak.”
“Ayah, Nada sayang sama Ayah, Nada nggak mau jauh dari Ayah.” Ucap Nada dengan mata yang berkaca- kaca.”Lagipula Nada paham dengan kondisi ekonomi kita.” Sambung nya.
“Nada nggak usah menghawatirkan masalah biaya nya, Ayah sanggup kuliahin kamu, kemana aja.”
Tak terasa mata Ayah pun kini mulai berkaca-kaca, itu membuat hati Nada menjadi sesak. Ia tak sanggup bila melihat Ayah nya mengeluarkan setetes air mata, bagi nya air mata itu lebih berharga dari apapun itu, Nada pun tersentak ia langsung memeluk Ayah nya.
“Nada sayang Ayah, Nada nggak mau jauh dari Ayah.” Lirih nya
“Ayah juga sayang Nada, nggak mau jauh dari Nada, tapi demi prestasi kamu Ayah rela jauh dari Nada.”
“Ayah aku janji banggain Ayah , akan buat Ayah menangis bahagia, Ayah adalah intan berlian dalam hidupku, aliran darah dalam tubuh ku, Ayah kebanggaan ku. Aku janji akan banggain Ayah.” Ucap Nada dalam hati.